Diposting oleh : Antonius Handoko Kategori: Renungan & Motivasi - Dibaca: 193326 kali Jumat, 29 Mei 2015 - 00:04:08 WIB
Terompet/sangkakala Tanda Kiamat
Akhir-akhir ini mucul berita heboh yaitu tentang suara terompet atau sangkakala yang terdengar dari lagit. Suara terompet ini dikaitkan dengan suatu tanda bahwa akhir zaman sudah dekat atau kimat sudah dekat. Terompet ini merupakan suatu tanda dari Tuhan bahwa akhir dunia sudah dekat, malaikat yang bertugas untuk meniup terompet sudah melakukan tugasnya.
Suara terompet ini menjadi heboh karena fenomena ini dikaitkan dengan apa yang ditulis dalam kitab suci. Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru terutama yang tertulis dalam kitab wahyu memang disebutkan akan adanya tuju malaikat yang membawa sangkakala “Dan ketujuh malaikat yang memegang ketujuh sangkakala itu bersiap-siap untuk meniup sangkakala. Why 8:6”.
Lebih lengkapnya bisa dilihat dalam perikop berikut ini: (Wahyu 8:6-13)
Dan ketujuh malaikat yang memegang ketujuh sangkakala itu bersiap-siap untuk meniup sangkakala. Why. Lalu malaikat yang pertama meniup sangkakalanya dan terjadilah hujan es, dan api, bercampur darah; dan semuanya itu dilemparkan ke bumi; maka terbakarlah sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon dan hanguslah seluruh rumput-rumputan hijau.
Lalu malaikat yang kedua meniup sangkakalanya dan ada sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-nyala oleh api, dilemparkan ke dalam laut. Dan sepertiga dari laut itu menjadi darah, dan matilah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di dalam laut dan binasalah sepertiga dari semua kapal.
Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air. Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit.
Lalu malaikat yang keempat meniup sangkakalanya dan terpukullah sepertiga dari matahari dan sepertiga dari bulan dan sepertiga dari bintang-bintang, sehingga sepertiga dari padanya menjadi gelap dan sepertiga dari siang hari tidak terang dan demikian juga malam hari. Lalu aku melihat: aku mendengar seekor burung nasar terbang di tengah langit dan berkata dengan suara nyaring: "Celaka, celaka, celakalah mereka yang diam di atas bumi oleh karena bunyi sangkakala ketiga malaikat lain, yang masih akan meniup sangkakalanya."….
Dalam ayat berikutnya masih dilanjutkan tentang gambaran dunia setelah malaikat kelima, keenam dan ketuju meniup sangkakalanya. Dunia memang digambarkan aka nada dalam kondisi bencana dan kehancuran serta kematian terjadi di mana-mana.
Ajaran tentang akan datangnya hari kiamat atau akhir zaman diyakini oleh beberapa agama termasuk Kristen. Namun tidak ada manusia di dunia ini yang bisa memastikan kapan hari itu akan tiba, orang-orang akan mengkaitkan kejadian alam dengan tanda akan datangnya akhir zaman ini. Yesus dalam Injil Matius mengatakan “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.” (Mat 24:36). Yesus mengingatkan kepada para murid-murid bahwa sebelum akhir zaman tiba memang aka nada tanda-tanda yang menyertainya namun untuk saat dimana peristiwa itu tiba tidak ada yang tahu.
Lalu apa yang harus dilakukan oleh manusia akan datangnya hari kiamat yang tidak jelas kapan waktunya. Ajaran Yesus kepada para murid ialah berjaga-jaga.
“Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar.
Sikap berjaga ini akan membuat kita selalu siap dan tidak menghabiskan waktu dan pikiran mengenai saat akan datangnya akhir zaman atau juga kematian. Berjaga-jaga dalam hal ini bisa dikaitkan dengan hidup layak dihadapan Tuhan yang ditandai dengan kesucian diri. Kesucian diri yang dibangun dengan hidup doa yang baik dan senantiasa memiliki kasih pada sesama. Hal ini membuat kita menjadi layak saat Tuhan tiba-tiba datang dalam waktu yang tidak terduga.
Sikap siap sedia dan selalu berjaga ini akan membuat diri kita selalu menjadi milik Tuhan; dan dalam keadaan ini Santo Paulus menggambarkan bahwa tidak ada perbedaan antara hidup dan mati karena kita sama-sama milik Tuhan. “Jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Entah hidup entah mati, kita adalah milik Tuhan” (Roma 14:8)
Selamat bermenung….
Baca juga artikel berikut: