082 133 636261
082 133 636261
Diposting oleh : Antonius Handoko Kategori: Renungan & Motivasi - Dibaca: 3749 kali Kamis, 30 April 2015 - 21:00:21 WIB
Suatu ketika Maria kecil ikut ke Gereja bersama dengan ibunya. Ibunya mengajak Maria kecil duduk di barisan bagian depan. Ibunya segera bersujud dan berdoa. Maria kecil mengikuti apa yang dilakukan oleh ibunya tersebut. Setelah beberapa menit berdoa ibunya lalu duduk di bangku. Saat itu Maria kecil bertanya kepada Ibunya..
“Ibu merah yang berkelip-kelip di depan itu lampu apa ya. Apakah lampu merah itu artinya sama seperti lampu jalan dimana kita harus berhenti.”
Ibunya menjawab. “itu lampu tabernakel, tabernakel adalah tempat menyimpan hosti.”
Setelah menjawab pertanyaan itu ibunya berfikir sejenak dan ia mengakui bahwa apa yang dikatakan anaknya itu tepat. Lampu itu harusnya menjadi sinyal bagi setiap manusia untuk berhenti sejenak dari segala aktivitasnya dan menyediakan waktu untuk Tuhan. Ada banyak umat yang masih ber-smsan atau berkirim pesan singkat saat sedang merayakan misa kudus, padahal ada isyarat lampu merah di sana.
Serangkali saya melihat beberapa orang di gereja masih ber-sms atau bbm atau yang lainnya dan ini dilakukan saat setelah komuni atau saat-saat hening lainnya. Mungkin mereka berpikir karena saat seperti itu romo tidak berbicara atau tidak ada lagu-lagu sehingga itu merupakan saat santai di mana ia bisa melanjutkan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam perayaan ekaristi memang selalu ada saat hening di mana kita diminta untuk berdoa kepada Tuhan, untuk berkomunikasi dengan Tuhan secara dekat.
Tidak bisakah kita menghentikan sejenak aktivitas untuk berkomunikasi dengan sesama bahkan sesaat saja; ada 7 hari dalam satu minggu dan setiap harinya ada 24 jam dan tidakkah bisa menyediakan waktu 1 jam untuk Tuhan saat merayakan ekaristi di Gereja.
Baca juga artikel berikut:
082 133 636261
523F7CC3
082 133 636261